TUGAS
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
“
Lingkungan Pendidikan ”
Nama
kelompok : 1. Arsi Purnama Dewi (1301145011)
2.
Frisca Tamara (1301145035)
3.
Mila Mei Dinda (1301145060)
4.
Munita Amalia Adha (1301145063)
5.
Puji Hartini (1301145078)
6.
Ria Ratul Fauziah (1301145088)
7.
Sri Wulandari Trasmini (1301145103)
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2013/2014
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1.
TRI PUSAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah sebuah penanaman
modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi
pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi. Sedangkan pendidikan itu sendiri
tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga
lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikam keluarga (pendidikan
informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal).
Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian
seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana
ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.
Sistem
yang disebut sebagai Tripusat Pendidikan ini dijadikan sebagai strategi dalam
upaya pengembangan pendidikan yang didasarkan kebudayaan dan kebangsaan sebagai
upaya penangkalan terhadap kebudayaan dari luar yang tidak mendidik sesuai
dengan budaya timur. Sistem tripusat pendidikan membutuhkan realisasi
diantaranya dengan membuat inspirasi dan membangun perasaan saling bekerja sama
dan mengembangkan daya saing diantara siswanya. Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung
jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan
:
“Didalam
hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan
yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam
pergerakan pemuda”.
Dari kedua pendapat tersebut itu,
kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang
meliputi :
a.
Pendidikan
keluarga
b.
Pendidikan
sekolah
c.
Pendidikan
masyarakat
Yang mana tiga tempat pergaulan atau
lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
membentuk kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari
masing – masing pusat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial yang
terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom
melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak,
berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak –
anaknya.
Pendidikan yang terjadi di
lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut
pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari
dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa
suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana
kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan
pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat
pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan
pribadi yang utuh.
b. Pendidikan sekolah
Sekolah sebagai pusat pendidikan
formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian
pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan,
penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana
melihatnya.
1.
Ditinjau
dari segi mana yang mengusahakan :
·
Sekolah
Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan
tenaga pengajar.
·
Sekolah
Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan –
badan swasta.
2.
Ditinjau
dari sudut tingkatan :
·
Pendidikan
Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki
pendidikan dasar.
·
Pendidikan
Dasar, yaitu meliputi :
o
Sekolah
Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
o
SMP/
MTs
·
Pendidikan
Menengah, yaitu meliputi :
o
SMU
dan Kejuruan
o
Madrasah
Aliyah
·
Pendidikan
Tinggi, yang meliputi :
o
Akademi
o
Institut
o
Sekolah
Tinggi
o
Universitas
3.
Ditinjau
dari sifatnya :
·
Sekolah
Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk
dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
·
Sekolah
Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian –
keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.
c.
Pendidikan masyarakat
Masyarakat adalah pergaulan hidup
manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan
– ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri
mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan. Kelompok-kelompok
masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi
warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan,
organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan
unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.
Masing – masing kelompok tersebut
melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan
sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua
kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana
asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada
kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada
perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah
pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan
terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak
dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk
mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan
social para anggotanya.
2.
PENGARUH
LINGKUNGANNYA
Dalam arti yang luas lingkungan
mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat , pengetahuan,
pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang
tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Sedangkan
menurut Sartain, yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam
dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan, atau life
proccess kita kecuali gen-gen.
Secara
umum ada tiga macam pengaruh lingkungan dalam pendidikan, khususnya pendidikan
Islam yaitu:
1.
Pengaruh positif yaitu lingkungan
yang memberikan dorongan atau memberikan motivasi dan rangsangan kepada anak
untuk menerima,memahami,meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
2.
Pengaruh negatif, yaitu lingkungan
yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak untuk menerima, memahami,
meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam.
3.
pengaruh netral yaitu lingkungan
yang memberikan dorongan untuk menyakini atau mengamalkan agama, demikian pula
tidak menghalangi anak-anak untuk menyakini dan mengamalkan ajaran islam.
3.
HARAPAN-HARAPAN
MASYARAKAT TENTANG PENDIDIKAN
Pendidikan agaknya dapat menjadi
tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan suatu negara selain dari bidang
ekonominya. Dengan maju dan berkembangnya pendidikan suatu negara maka akan
dapat terlihat bagaimana kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki negara
tersebut. Pendidikan mampu menjadi tonggak tegaknya sebuah bangsa. Sebuah
bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu mengelola pendidikan sebagai sebuah
asupan penting yang menjadikan pendidikan sebagai energi yang bernilai
positif bagi negaranya.
a.
Harapan masyarakat :
·
Guru-guru dengan tulus mengabdi dan bersedia
mengajarkan bahkan di tempat yang "terpencil" atau
"tertinggal".
·
diadakannya sekolah yang tidak memakan biaya untuk
memperoleh pendidikan dengan cara diadakan sekolah terbuka untuk para
masyarakat yang tidak mampu agar mereka lebih mengenal dunia pendidikan.
·
dana BOS dapat disalurkan dengan baik
·
kemendiknas memberikan beasiswa yang memadai untuk
siswa-siswi yang berprestasi yang tidak mampu secara finansial.
·
pendidikan Indonesia diharapkan agar lebih baik
lagi, lebih meningkatkan mutu, kualitas dari pendidikan.
·
Kesejahteraan
gurupun harus menjadi prioritas dalam pembenahan tersebut. Sehingga jangan ada
lagi kepala sekolah atau guru yang harus memulung sampah untuk menutupi segala
kekurangan biaya hidupnya.
·
Realisasi
upgrading para pengajar dalam teknik pengajaran pun harus segera
dilakukan demi terlaksananya kemajuan pendidikan Indonesia.
·
Kurikulum
yang diemban bangsa ini harus diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai
dan memenuhi standar pendidikan yang diidamkan
·
Gedung
sekolah yang layak digunakan untuk belajar
Pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama dalam kemajuan
pendidikan bangsa ini. Tanpa sinergisitas antar keduanya, optimalisasi kemajuan
bangsa ini dibidang pendidikan akan semakin sulit. Begitu banyak memang noda di
wajah pendidikan bangsa Indonesia tapi yakinlah semua akan menjadi mungkin
untuk berubah kearah kemajuan apabila kita serius dalam upaya pembenahan
pendidikan negeri ini. Apabila pemerintah dan seluruh elemen masyarakat saling
menyadari posisinya masing-masing dalam kesinergisitasan upaya pembenahan dan
kemajuan pendidikan Indonesia.
Dan bukan tidak mungkin kemajuan itu
tak lagi sekedar harapan. Semoga kebaikan bangsa ini akan lebih
banyak terlihat seiring dengan kebaikan seluruh pihak di negeri ini untuk menjunjung berbagai
macam kebaikan diri. Segala niatan yang baik akan terlaksana dengan hasil yang
baik selaras dengan kebaikan caranya.
4.
TANTANGAN
YANG DIHADAPI DUNIA PADA SAAT INI
Encyclopedia of
Psychology of Education (2002: 282) menjelaskan, pendidikan merupakan upaya
mulia dalam rangka menghilangkan kebodohan dan memanusiakan manusia sebagaimana
dikatakan Immanuel Kant bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena
pendi¬dikan, “Man Can Become Man Through Education Only.” Pendidikan yang
diharapkan untuk mengubah dan membentuk pribadi peserta didik yang beradab
(civilized), berakhlaq mulia serta berkepribadian yang cerdas tetap saja
dilanda polemik berantai. Masih banyak permasalahan yang dihadapi, satu
diantaranya yaitu kesalahan framework yang berasal dari pendidik itu sendiri.
Dalam skala global, Prof
Har Tiar menyatakan dalam Koran Kompas 13/10/2006, bahwa ada delapan ma¬salah
pendidikan yang harus menjadi perhatian, yaitu menyangkut kebijakan pendidikan,
perkembangan anak Indonesia, guru, relevansi pendidikan, mutu pendidikan,
pemerataan, manajemen pendidikan dan pembiayaan. Ia mencontohkan perkembangan
anak sebagai salah satu titik sentral dari proses pendidikan anak.
Hampir tidak ada
penelitian pengembangan tentang anak Indonesia secara psikologis, antropologis,
filsafat dan pedagogis. Pada kenyataannya masih banyak ditemukan problem dalam
pendidikan nasional yang sangat dipengaruhi oleh globalisasi, sehingga belum
ber¬gerak ke arah yang lebih baik. Karena itu, para pendidik harus berbenah
diri untuk selalu beradaptasi dengan per¬kembangan zaman, agar menghasilkan
pendidikan yang diharapkan sebagai agen perubahan. Seperti moralitas siswa
sudah sejak lama menjadi perbincangan para pengelola pendidikan, dari
masyarakat hingga pe¬merintah.
Tapi sampai saat ini
belum juga ada rumusan yang jelas untuk menghentikan laju kenakalan siswa di
era globalisasi ini. Media informasi dan komunikasi yang saat ini menjadi tren
masyarakat, telah menyentuh semua lapisan, termasuk para pelajar. Kondisi ini
menjadi pemicu semakin rusaknya moral siswa. Perilaku siswa tidak lagi didasari
etika, akhlak yang baik, sehingga mereka melakukan tindakan se¬suai dengan
keinginan hawa nafsu. Mereka berbuat tanpa memandang itu benar menurut agama
dan syari’ah atau sah menurut tatakrama, adat istiadat masyarakat. Mereka lebih
memilih hidup nyentris dan kontroversial.
0 komentar:
Posting Komentar